Selain
artikel barusan tersebut ada 3 hal lain sebetulnya teguran dari Allah
kepada saya untuk selalu mengingat bahwa rejeki bukan hanya uang. Dari 3
hal tersebut sepertinya menyuruh saya untuk selalu berbahagia walaupun
masalah mendera. Hal yang pertama adalah pernah pompa air rusak mendadak
yang menyebabkan saya harus menimba air untuk kebutuhan sehari-hari
selama 3 hari. Susah, sedih, jengkel dan capek perasaan hati ini.
Setelah tiga hari berselang, tiba waktu luang memperbaiki pompa tersebut
dan alkhamdulillah kembali bekerja dengan baik. Setelah peristiwa itu,
seakan saya dinasehati 'Apa jadinya hidupmu jika air itu Aku hilangkan'.
Cukup segitu saja ya Allah nasehat tentang airnya, janganlah engkau
hilangkan rejeki air tersebut. Kalau sampai hilang apalah jadinya hidup
kita ini. Bayangkan jika harus minta air sumur tetangga atau lebih
parahnya membeli air. Tentu akan sangat susah dan payah.
Peristiwa
kedua adalah saat listrik selama sehari semalam padam karena belum bisa
diperbaiki. Listrik pulsa yang biasanya baik-baik saja kemudian mati
dan tidak bisa di isi ulang. Walhasil harus telpon kantor PLN, tukang
listrik dan terakhir baru selesai setelah datang langsung ke kantor PLN.
Bukan listriknya yang penting tetapi rasa syukur dan tetap bahagia yang
harus terus kita jaga. Di situ ada nasehat 'janganlah gampang sedih dan
mengernyitkan dahi karena marah yang kemudian membuatmu lupa tentang
betapa besarnya nikmat Allah yang diberikan kepada kita'.
Peristiwa
yang baru-baru ini terjadi ada sebuah HP yang hilang entah kemana.
Biasanya di taruh di tempat biasa tapi sekarang tiba-tiba tidak ada.
Jika di miss call terdapat nada sambung. Berkali-kali di telpon dengan
harapan kita bisa mendengar nada deringnya. Akan tetapi nada dering
tidak terdengar sama sekali. Sementara ini masih bingung nasehat apa
ini. Saya sendiri menyimpulkan selain diminta untuk lebih mensyukuri apa
saja yang berikan Allah, saya juga menyimpulkan apakah saya diminta
untuk bersih-bersih rumah. Mungkin dengan cara itu, HP akan ditemukan.
Rejeki
ternyata memang bukan hanya uang. Uang hanyalah mentahnya yang kemudian
kita salurkan untuk membeli dan membayar ini itu. Terkadang kita lupa
bahwa ternyata kita lebih banyak dapat rejeki berupa matangnya yaitu
oleh-oleh makanan yang kita tidak perlu beli bahan dan mengolahnya,
hadiah baju yang kita tidak perlu pergi ke pasar naik motor dan beli
bensin, kesehatan jasmani dan rohani dimana kita tidak perlu
mengeluarkan uang untuk berobat, dan lain sebagainya.
Jika
satu rejeki kita dicabut sementara waktu atau selamanya mungkin itu
sebagai pengingat kepada kita bahwa masih banyak rejeki dari Allah yang
harus tetap disyukuri. Ataupun sebagai tanda bahwa nantinya akan diganti
yang lebih baik jika kita tetap bersyukur, bersabar dan berusaha.
No comments:
Post a Comment
Komen Anda akan melalui tahap moderasi oleh admin (Your comment is under moderation)